Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon

sejarah keraton kasepuhan cirebon


Keraton Kasepuhan adalah situs budaya penting di Jawa Barat, didirikan oleh Pangeran Cakrabuana dan awalnya bernama Keraton Pakungwati. Keraton Kasepuhan di Cirebon adalah objek wisata bersejarah, yang menjadi pusat pemerintahan Caruban Nagari sejak 1451 Saka, dikenal saat Sultan Sepuh I pada 1679.

Keraton ini dinamai berdasarkan Ratu Dewi Pakungwati, putri Pangeran Cakrabuana, yang dikenal cerdas dan bijaksana. Keraton ini berubah nama menjadi Keraton Kasepuhan setelah Sultan Sepuh I dilantik.

Didirikan pada tahun 1529 oleh Sunan Gunung Jati, Keraton Kasepuhan merupakan pusat pemerintahan dan budaya bagi Kesultanan Cirebon. Sunan Gunung Jati, yang juga merupakan salah satu dari sembilan wali, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat. Keraton ini menjadi tempat di mana tradisi lokal dan pengaruh Islam berpadu, menciptakan kekayaan budaya yang unik.

Seiring berjalannya waktu, Keraton Kasepuhan menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Cirebon, termasuk berbagai peristiwa penting, seperti intrik politik dan hubungan diplomatik dengan kerajaan lain. Kini, keraton ini berdiri megah sebagai simbol kekuatan dan ketahanan budaya yang telah melampaui berbagai tantangan zaman.

Kesultanan Kanoman dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya yang bergelar Sultan Anom I, Kesultanan Kasepuhan diberikan kepada Pangeran Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I, dan Pangeran Wangsakerta menjadi panembahan di Cirebon. Sejak saat itu, Sultan Sepuh I menempati Keraton Pakungwati yang kemudian berganti nama menjadi Keraton Kasepuhan.

Baca Juga :  Tempat Wisata Di Cirebon Wajib Dikunjungi Pakai Mobil Rental

Ciri khas percampuran budaya terlihat pada arsitektur keraton Kasepuhan yang dibangun pada 1529, dengan pengaruh Hindu-Jawa, terutama pada bangunan siti hinggil yang terbuka. Tembok keraton Kasepuhan mirip candi Hindu, terbuat dari batu bata merah tanpa plester.

Arsitek Keraton Kasepuhan Cirebon adalah Pangeran Mas Zainul Arifin, didirikan pada tahun 1529 M, sebelumnya ada Keraton Dalem Agung Pakungwati tahun 1430.

Di dalam keraton, pengaruh China dan Eropa terlihat di bangsal Prabayasa, tempat pertemuan Raja dan menteri. Dinding bangsal dihiasi dengan porselen biru dan merah kecokelatan, yang juga menutupi lantainya. Pengaruh Eropa muncul dari tiang dorik yang menyangga beberapa bangunan, termasuk pendopo Pancaniti dan Pancaratna. Meskipun tiang tersebut bergaya Yunani, atapnya adalah kayu bergaya Joglo. Model pintu di bangunan Lawang Sanga juga menunjukkan gaya Eropa dengan lengkungan yang menarik.

Keraton Kasepuhan memiliki dua pintu gerbang, yaitu Kreteg Pangrawit di utara dan Lawang Sanga di selatan. Setelah melewati Kreteg Pangrawit, terdapat dua bangunan: Pancaratna dan Pancaniti. Bangunan Pancaratna terletak di sebelah kiri depan kompleks, berukuran 8 × 8 m. Dengan lantai tegel dan atap genteng, bangunan ini didukung oleh empat sokoguru dan 12 tiang. Berfungsi sebagai tempat seba untuk para pembesar desa.

sejarah keraton kasepuhan cirebon

Pancaniti berarti jalan atasan, merupakan pendopo sebelah timur yang merupakan tempat para perwira keraton melatih para prajurit ketika diadakannya latihan keprajuritan di alun-alun dan sebagai tempat pengadilan. Bangunan ini berukuran 8 × 8 m, berantai tegel. Bangunan ini terbuka tanpa dinding.

Area utama keraton Kasepuhan berisi bangunan induk dan bangunan penunjang lainnya. Ada tembok yang membatasi area ini dengan Langgar Agung, dilengkapi gerbang berukuran 4 × 6,5 × 4 m. Gerbang memiliki dua pintu kayu yang berbunyi saat dibuka dan ditutup, disebut pintu gledegan. Di dalam area utama keraton terdapat beberapa bangunan.

Baca Juga :  Tips Memilih Jasa Sewa Mobil yang Aman dan Terpercaya

Taman Bunderan Dewandaru berukuran 20 m2 dan memiliki bentuk melingkar. Filosofinya adalah bahwa bentuk bulat ini melambangkan keseluruhan. Nama Dewandaru berasal dari bahasa Cirebon, yang berarti pohon Pinus Dewadaru, terkait dengan kisah Rahwana yang menculik dewi Shinta. Dalam tradisi Hindu, hutan dengan pohon Dewadaru digunakan oleh petapa untuk memohon berkah Siwa. Taman ini melambangkan pangeling, mengingatkan manusia untuk membantu mereka yang masih dalam kegelapan menuju jalan terang. Di taman ini juga terdapat pohon Soko, dua patung macan putih, meja, dua bangku, dan sepasang meriam bernama Ki Santomo dan Nyi Santoni.

Berbentuk huruf “E” dan berada di sebelah barat taman Dewandaru berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda kuno kesultanan Kasepuhan.

Berukuran 13,5 × 11 m dan berada di sebelah timur taman Dewandaru berfungsi sebagai tempat penyimpanan kereta kencana kesultanan Kasepuhan.

Batu berukuran pendek sekitar 50 cm, dikelilingi pot bunga melambangkan Allah swt yang satu.

Berukuran 10 × 7 m, berada di sebelah Tugu Manunggal berfungsi melayani tamu dalam mencatat dan melaporkan urusannya menghadap raja.

Berbentuk bujursangkar, berada di sebelah tugu manunggal. Bangunan ini terbuka tanpa dinding, atap berbentuk joglo dengan genteng dan didukung dengan 4 tiang saka guru, 12 tiang tengah dan 12 tiang luar. Langit-langit dipenuhi ukiran-ukiran yang berwarna putih dan coklat. Bangunan ini berfungsi sesuai dengan namanya yaitu sebagai tempat menunggu keputusan raja.

Pada masa Sultan Sepuh V, Sultan Sjafiudin Matangaji, banyak perbaikan dilakukan pada kompleks Taman Sari Gua Sunyaragi, yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan markas prajurit kesultanan. Sultan Sepuh V gugur akibat serangan Belanda pada tahun 1786, dan Pangeran Raja Hasanuddin mengantikan posisinya. Setelah itu, Taman Sari Gua Sunyaragi hancur akibat penyerangan tersebut.

Baca Juga :  7 Cafe Di Cirebon Yang Bisa Jadi Rekomendasi

Pada tahun 1852, Pangeran Adiwijaya membangun kembali Taman Sari Gua Sunyaragi dan menyewa seorang arsitek Tionghoa. Arsitek tersebut ditangkap dan dibunuh oleh Belanda setelah mengungkap informasi tentang Taman Sari. Pangeran Adiwijaya memerintahkan persiapan untuk menghadapi kemungkinan serangan, dan semua persenjataan serta prajurit dievakuasi dari Taman Sari Gua Sunyaragi, sehingga tidak ada yang didapat oleh Belanda saat mereka menyerang.

Kunjungi beberapa tempat wisata lainnya : Destinasi terbaik di Cirebon